Wednesday, February 9, 2011

JERAT-JERAT DI JALAN AKHWAT

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah ya Allah Rabb semesta alam, sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada nabi agung Muhammad SAW, keluarga, sohabat, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah2 beliau.

Saudariku pembaca setia Laa_tahzan Ukhty rakhimakumullah,
Siapakah yang bergelar akhwat itu? Sebagian banyak orang mengatakan akhwat adalah muslimah tertarbiyah yang tak pernah lelah menuju jalan kesempurnaan Dienul Islam. Mempertaruhkan sebagian besar hidupnya untuk dakwah, dan mempertaruhkan seluruh waktunya untuk mengejar kepentingan akhirat.
Tahukah engkau wahai saudariku, akhwat tetaplah manusia biasa yang tak jarang mengalami kelelahan jiwa dan batin dalam perjalanan aktivitasnya dalam meraih ridho Allah. Seringkali rasa futur berusaha menggerogoti semangatnya. Keinginan syaitan yang dengan sangat intens merambahi hati sela demi sela.
Bagi sebagian orang, memilih mengamalkan Islam secara kaffah ternyata tidak mudah. Bukan karena perintah tersebut membebani atau tidak realistis. Tapi, karena konsekuensi dan dampak yang akan muncul tidaklah ringan dan enteng.

Seringkali kita mendengar seorang akhwat yang awalnya ragu dalam memakai hijab. Dalam hatinya muncul tekat kuat, alhamdulillah dukungan pun muncul dan sesama rekan akhwat dan komunitas yang lambat laun menuntunnya kepada keyakinan berhijab. Namun, ternyata keluarga ada yang bersikap sebaliknya, sinis, bahkan ada yang dengan tegas menolak dan tak kenal kompromi.
Saudariku ingatlah akan ilmu istiqomah, telaah dan kaji dalam2 tentang apa arti istiqomah bagi perjalanan hijrah kita menuju kaffah. Rintangan yang di alami akhwat merupakan satu contoh ujian dalam menjaga keistiqomahan kita di jalan Allah. Setiap muslim yang baik, juga menghadapi ujian. Namun, bentuk dan kadarnya tidaklah sama. Dengan kata lain, sesuai dengan kadar kualitas pribadi muslim itu sendiri.
Jerat-jerat di jalan Akhwat pertama yang harus dimiliki seorang akhwat adalah sabar, kesabaran yang dimiliki oleh Asiah istri Fir’aun dan Masyitoh, juru riasnya dapat bertahan menghadapi ujian. Dengan kesabaran itu pula Asma’ Binti Abu Bakar dapat mengahadapi gangguan Abu Jahal. Dan dengan kesabaran itu pula seorang akhwat mampu tegar dan tetap istiqomah, hingga garis finish.
Kadang ujian itu tersebut bukan dari luar. Tetapi, muncul dari diri sendiri. Misalnya, saat Allah membuka pintu hidayah-Nya kita akan melihat bahwa semangat beramal dan berdakwah tiba-tiba melejit. Maka tidak jarang mebebani diri sendiri dengan amal ibadah yang cukup berat. Niatan hati agar bisa lebih istiqomah dijalan ini. Hanya saja beberapa saat kemudian semangat mulai mengendur, secara bertahap mulai absen dari rutinitas ibadah tersebut. Beginilah saat rasa jenuh dan futur mulai meracuni hati.
Saudariku, oleh karena itu sabar dan hamasah saja tidak cukup. Seorang muslimah juga perlu mengasah ketajaman ruhiyah. Sehingga tahu apa  kebutuhan fisik dan ruhiyahnya. Serta dapat memenuhinya dalam kadar dan ritme yang tepat. Tanpa ifrath ataupun tafrith.
Saat seorang muslim mengikrarkan  iman dan Islam yang sesungguhnya. Terpaan ujian atau munculnya rintangan memang satu keniscayaan. Karena harga perniagaan Allah memang mahal tidak murah. Dan seperti Rasulullah SAW sabdakan, bahwa Jannah itu diliputi dengan perkara yang dibenci, sedangkan neraka diliputi dengan syahwat.

Saudariku, mari rapatkan barisan kita kepada muslimah-muslimah yang mencintai ta’lim demi terpeliharanya umat ini dari kekejian moral umat akhir jaman. Selalu dan selalu saya pesankan kepada anda semua tak lain karena saya mencintai saudariku semua seperti saya mencintai diri saya sendiri. Peliharalah keistiqomahan kita di jalan yang hanya Allah Ridhoi yaitu jalan kebenaran Islam. Peringatan Allah telah jelas-jelas kita saksikan bersama melalui fenomena-fenomena alam yang sudah tidak berjalan semestinya.
Kita ini wanita, pemegang dan pengendali generasi. Akhwat jangan takut di hujat, akhwat jangan mau di perdaya lelaki yang bukan mahrom, akhwat tidak semestinya berjalan sendirian  di tengah hiruk pikuk fananya suasana yang tidak menentramkan hati di luar rumah. Akhwat harus tangguh dan bijak dalam menghadapi cemoohan dan tatapan sinis dari orang-orang yang belum mengerti indahnya Islam sesungguhnya.

Barokallohufikum,
semoga bermanfaat.
wasalam

Sumber : Resensi buku Jerat-Jerat  di Jalan AkhwatPenulis : Isham Muhammad asy-Syarif
Majalah Islam ar-Risalah Edisi 116/ Shafar Rabiul Awwal 1432 H
Dengan perubahan seperlunya.
-Nisa-

2 comments:

  1. oya mba, 'afwan, jika berkenan...follow blog nina ya, Mba...
    jazakillahu khoir :)

    ReplyDelete