Thursday, July 25, 2013

Ternyata Pintar dan Cerdas Itu Lain Lho...



Ternyata, Pintar dan Cerdas itu lain lho...
Ide menulis ini muncul tiba-tiba saat saya dan seorang teman kuliah sedang makan di warung penyet. #hihihi... di awali dari membahas karakter dari beberapa teman seangkatan kami di kampus, kemudian pembicaraan mengalir begitu saja.
Well... itu sedikit pemanasan. Seperti yang kita lihat dari judul yang tertera di atas berkaitan dengan kecerdasan dan kepintaran seseorang itu suatu hal yang berbeda. Sebenarnya dua kata ini sangat tak asing lagi kita gunakan dalam bahasa keseharian. Pintar dan cerdas tak jarang kita maknai sama. Intinya dua kata di atas adalah sama-sama di atas rata-rata. Tahukah kamu? Sebenarnya dua kata tersebut memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Namun tidak banyak yang mau ambil pusing dalam hal memaknainya. Padahal jika kita mau sedikit memperhatikan tata bahasa kita dalam memberikan predikat pintar atau cerdas kepada orang lain, tentu nilai rasanya jelas berbeda. Misal, tidak mungkin kan ada orang dikatakan cerdas berbahasa inggris. Yang benar adalah pintar berbahasa inggris atau kata lain dari pintar adalah pandai berbahasa inggris.
Saya akan menjelaskan perbedaan dua kata tersebut menurut perspektif pribadi. Di mulai dari kata pintar. Dalam contoh di atas sudah mewakili beberapa contoh yang akan saya kemukakan. Biasanya orang dikatakan pintar jika dia mau bekerja keras dan terus menerus menekuni satu bidang. Atau orang biasa dikatakan pintar jika telah berlatih menekuni satu bidang yang ia pelajari untuk kemudian ia berhasil menguasai dan mumpuni dalam bidang tersebut baru setelahnya bisa dikatakan pintar. Namun, bidang tersebut merupakan ilmu pengetahuan atau sesuatu hal yang sebelumnya memang sudah ada dan tinggal mempelajarinya sehingga ia menguasai dan sekali lagi bisa dikatakan pintar. Contoh, pintar matematika, pintar mengetik, pintar berdialog dan masih banyak lagi predikat pintar di sekitar kita. Asal bukan pintar ngibulin Nyak Babe yahh.. #pengalaman. Upz, buka kartu. :D
Lalu apa itu cerdas? Hmm... kata orang, kalo saya lagi stres mikir pekerjaan menumpuk, tugas makalah kelompok pada mangkir, belum lagi cucian menggunung seperti gundukan es krim cup. #hihihi... saya dikatain cerdas karena dari semua pekerjaan itu dapat saya selesaikan hanya dalam waktu sehari. Tau caranya? Caranya adalah saya butuh waktu bolos sehari dari ngajar di sekolah dan bolos kuliah. Alhasil esok hari seluruh pekerjaan saya itu dari mulai koreksi soal, buat makalah sampai mencuci plus nyetrika sudah beres. Dan saya pun kembali menjalani aktivitas dengan senyum jreng. :D hehehe, itu bukan sikap cerdas tapi sungguh terlalu malas. Peringatan, jangan di tiru! Peace... ;)
Kembali ke pembahasan apa itu cerdas? Cerdas biasanya di sandang oleh para manusia super yang memiliki kemampuan memecah masalah. Cerdas memang udah dari sononya alias bawaan bayi atau lebih indahnya cerdas merupakan karunia Allah Subhanahu wata’ala yang diberikan kepada makhlukNya. Untuk meraih predikat cerdas orang tak perlu belajar dan berlatih seperti orang pintar. Ide-ide yang dihasilkan orang cerdas sering muncul begitu saja. Karena tidak mungkin setiap masalah yang dihadapi seseorang itu akan terulang kembali. Meski sama pasti memerlukan penanganan yang berbeda dalam penyelesaiannya. Khususnya ini terkait kondisi dan situasi yang berbeda pula. Contoh, dalam hal ini saya ingin mengangkat kehidupan Rasul kita Muhammad Salallohu’alaihi wassalam. Dalam berdakwah apakah beliau menggunakan bahasa yang sulit dipahami? Apakah beliau menggunakan bahasa yang melangit yang hanya bisa di mengerti manusia cerdas lainnya? Saya rasa tidak, awalnya beliau menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami setiap orang pada masa itu. Lalu apakah beliau sering menggunakan analogi dalam ajarannya? Saya rasa itu pun juga tidak. Beliau cerdas dengan memilih memberikan uswah lewat perilaku yang terpuji. Mula-mula orang akan meniru kebiasaan menarik yang di lakukan Rasulullah, kemudian meneliti lebih mendalam. Itulah contoh sikap cerdas yang saya ambil langsung dari manusia paling sempurna di bumi ini. Bukan berarti dengan menyematkan predikat cerdas kepada Rasululloh saya jadi melepas predikat pintar dari beliau. Sungguh Rasulullah adalah sebaik-baik makhluk yang jauh dari cela. Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau beserta keluarganya.
Jadi kesimpulan dari uraian saya di atas adalah, jika orang ingin pintar maka belajarlah. Karena dengan banyak belajar apa saja (tidak terpaku pada satu disiplin ilmu) orang akan makin mengetahui tentang berbagai hal yang kemungkinan jarang orang lain ketahui. Kemudian dari semua teori yang dipelajari beserta pengalaman orang akan menjadi cerdas dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang di hadapinya.
Inilah perspektif pintar dan cerdas menurut saya pribadi. Jika kamu punya perspektif lain dalam memaknai dua kata tersebut, silakan di share yaahh...
#Salam Santun,

(Ummy)

No comments:

Post a Comment