Alhamdulillah kita dipertemukan
kembali dengan bulan penuh barokah, dialah bulan Romadhon. Sepuluh hari
terakhir mulai kita sambut. Dan semoga Allah masih memberi kesempatan pada kita
semua untuk menyelesaikan perjuangan di penghujung romadhon tahun ini.
Dalam sepuluh hari terakhir ada
satu malam yang ditunggu jutaan kaum muslimin di seluruh dunia. Yaitu, Lailatul
Qodr. Sebab malam itu lebih baik dari malam
seribu bulan, menjadikan umat Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihiwassalam
berkesempatan melampaui umat sebelumnya dalam nilai ibadah, meskipun umurnya
lebih singkat. Pada malam itu, para malaikat dan Jibril as turun dari setiap
langit dan dari sidrotul muntaha ke bumi, mengaminkan doa-doa yang diucapkan
manusia hingga terbit fajar, membawa rahmat atas perintah Allah, membawa setiap
urusan yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di tahun itu hingga yang akan
datang. Rosulullah bersabda :
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ
فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadr pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir Romadhon” (HR. Bukhari)
Lalu bagaimana
tanda-tanda datangnya Lailatul Qodr? Tanda-tanda lailatul qodr yang populer di kalangan masyarakat bahwa malam
itu tenang, angin sepoi-sepoi, kemudian matahari di keesokan harinya berawan
dan tidak terlalu panas, riwayat-riwayat ini tidak dapat dipertanggungjawabkan
keshahihannya. Tanda-tanda fisik
semacam itu secara logika, juga sulit diterima. Karena, sangat relatif,
tergantung musim. Musim hujan di malam hari pasti langit lebih sering terlihat
mendung, apalagi perubahan cuaca sekarang sulit di prediksi. Jadi, tanda-tanda
fisik itu tidak bisa dijadikan ukuran. Namun yang
pasti salah satu tanda yang dari Lailatul Qadr
adalah orang selalu merasa damai, selalu menebar kedamaian dalam
hidupnya sampai dia meninggal dunia bahkan sampai dibangkitkan kembali
menyongsong fajar kehidupan yang baru. Hatta mathla'il fajr, sampai tiba
saatnya fajar kehidupannya yang baru di akhirat nanti.
Tidak
ada seorang pun yang tahu kapan lailatul qodr tiba. Hanya Allah Subhanahu
wata’ala yang mengetahui kapan malam yang lebih baik dari 1.000 bulan itu akan
datang menghampiri hambanya. Terlebih, sebagai tamu agung, Lailatul Qadr hanya
dianugerahkan kepada orang-orang yang mendapat taufik dan beramal saleh pada
malam itu. Mengapa begitu? Supaya kita semakin giat mencarinya sepanjang
hari, khususnya pada malam-malam sepuluh hari terakhir Romadhon.
Begitu mulianya Lailatul Qodr
sampai-sampai Rosululloh menyuruh seluruh sahabatnya, istri-istrinya dan juga
pelayan-pelayannya untuk memperbanyak ibadah dalam sepuluh hari terakhir
dibulan romadhon. Kemudian dianjurkan kepada kita juga disamping memperbanyak
ibadah juga memperbanyak doa sebagaimana Sabda Rosul :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ
فِيهَا قَالَ قُولِى
اللَّهُمَّ
إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Dari Aisyah ia berkata, "Aku
bertanya, 'Ya Rasulullah jika aku mengetahui bahwa malam itu adalah lailatul
qadar, apa yang harus aku ucapkan waktu itu?' Rasulullah bersabda, 'Ucapkanlah:
Allaahumma innaka 'afuwwun kariim tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii (Ya Allah
sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau Mencintai Pemaafan,
maka maafkanlah aku).' (HR. Tirmidzi, shahih menurut Al-Albani).
Semoga dapat
bermanfaat dan cukup menjadi motivasi ibadah kita di penghujung romadhon ini.
Wallohu a’lam bishowab. (Ummy)